Selasa, 14 Oktober 2014

Pelanggaran Kode Etik


KASUS PERBANKAN DI INDONESIA PADA KASUS MALINDA DEE, MANTAN SENIOR RELATION MANAGER CITIBANK

JAKARTA - Kasus pembobolan dana nasbah Citibank senilai Rp40 miliar oleh Inong Malinda alias Melinda Dee yang menjabat Relationship Manager Citigold di bank tersebut merupakan salah satu kasus hukum paling banyak menyita perhatian masyarakat di tahun 2011. Selain nilai kejahatannya yang cukup fantastis, kasus ini merembet ke masalah privat karena gaya hidup mewah Melinda bersama suaminya Andhika Gumilang.

Tengok saja koleksi mobil mewahnya seperti Hummer, Mercedes Benz dan Ferrari yang harganya di atas Rp1 miliar. Latar belakang Andhika yang pernah menjadi artis juga turut menarik perhatian seluruh media infotainment. Dan yang tak kalah menghebohkan adalah operasi pembesaran payudara yang dilakukan Melinda dibahas media dengan meminta tanggapan dokter bedah plastik hingga nyaris menenggelamkan substansi kasusnya. Payudaranya juga menjadi bahan olok-olok di berbagai jejaring sosial.

Pembobolan simpanan nasabah kakap oleh Melinda selama kurang lebih tiga tahun berakhir 23 Maret 2011 setelah delapan penyidik dari Direktorat Ekonomi dan Khusus Badan Reserse Kriminal Markas Besar Polri menangkap Melinda di apartemennya di kawasan SCBD, Jakarta Selatan. Tim dari Mabes Polri bergerak setelah mendapat laporan pihak Citibank pada bulan Januari.

Dalam keterangan saksi di pengadilan terlihat modus yang digunakan Melinda, yakni dengan menyalahgunakan kepercayaan para nasabah kakap terhadap dirinya. Oleh Melinda, nasabah-nasabah kaya dan sibuk itu disodori blanko kosong untuk ditandatangani agar memudahkan transaksi. Namun ternyata Melinda mencuri uang tersebut sedikit-demi sedikit tanpa disadari pemilik rekening melalui persekongkolan jahat dengan bawahannya, Dwi Herawati, Novianty Iriane dan Betharia Panjaitan selaku Head Teller Citibank.

Jaksa Penuntut Umum mendakwa Melinda melakukan penggelapan dan pencucian uang dalam kurun waktu 22 Januari 2007 hingga 7 Februari 2011 melalui 117 transaksi, dimana 64 transaksi di antaranya dalam bentuk pecahan rupiah senilai Rp27,36 miliar dan 53 transaksi senilai 2,08 juta dolar AS.

Bagaimana Melinda beroperasi selama itu?

Guna meraih kepercayaan nasabah, wanita 47 tahun tersebut terlebih dahulu memperlakukan mereka secara istimewa, misalnya dengan melayani di ruang khusus di kantor Citibank. Perlakuan ini tidak hanya diberikannya dalam waktu singkat, tetapi hingga puluhan tahun sampai nasabah sangat percaya.

Dari sini, Melinda secara cermat menelisik pola transaksi nasabah yang bersangkutan, kemudian mengajukan blanko kosong untuk ditanda tangani. Blanko inilah yang dia gunakanan untuk menarik dana dengan memerintahkan Dwi mentransfer uang ke beberapa perusahaan miliknya. Melinda juga menggunakan surat kuasa dari nasabah, sehingga nasabah seolah-olah datang ke bank untuk melakukan transaksi.

Untuk mengaburkan bukti kejahatan, Melinda membuat perusahaan pribadinya yang dialiri dana nasabah Citibank atas nama orang lain. Pada akhirnya, duit inilah yang digunakannya, antara lain untuk menyicil angsuran mobil super mewah seperti Ferrari. Tengok saja kesaksian Rohly Pateni, salah satu nasabah yang menjadi korban Melinda. Dia mengaku sangat percaya kepada Melinda karena sudah 18 tahun menjadi nasabah Citibank dan ditangani Melinda. Dia jarang mengecek rekeningnya karena sibuk bekerja.

Berdasarkan kesaksian mantan Citigold Executive Head di Citibank Landmark, Reniwati Hamid, Melinda mengalirkan dana nasabah ke empat perusahaan miliknya yaitu, PT Sarwahita Global Manajemen, PT Porta Axell Amitee, PT Qadeera Agilo Resources, dan PT Axcomm Infoteco Centro. Reniwati sendiri menjabat sebagai Direktur Utma di empat perusahaan yang didirikannya bersama Melinda, Roy Sanggilawang, dan Gesang Timora tersebut.

Dari keempat perusahaan ini, Melinda kembali menarik uang untuk kepentingan pribadinya, Andhika maupun adiknya, Visca Lovitasari serta suami Visca, Ismail bin Janim. Andhika menampung uang curian itu dengan membuka banyak rekening dengan identitas berbeda karena menggunakan KTP palsu. Dia juga diseret ke muka pengadilan dengan tuduhan melakukan tindak pidana pencucian uang dengan menerima dan menampung uang yang diduga hasil tindak pidana istri sirinya.

Andhika didakwa melanggar Pasal 6 ayat (1) huruf a, b, d, f UU Tindak Pidana Pencucian Uang juncto Pasal 65 ayat (1) KUHP, dan Pasal 5 ayat (1) UU Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang juncto Pasal 65 ayat (1) KUHP, dan Pasal 263 Ayat (2) KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.

Adapun Visca ditetapkan diadili setelah menampung dana dari Melinda senilai lebih dari Rp8miliar, dalam kurun waktu 24 Januari 2007 sampai tanggal 19 Oktober 2010. Tahap pertama Melinda menyetor sebesar Rp2.063.723.000. Lalu, Malinda mengirim lagi Rp.5.429.199.000 dan selanjutnya Rp66juta, dan terakhir Rp401.480.000. Jaksa mengatakan, dari tiap transaksi itu, Visca mendapat imbalan sebesar Rp5 juta. Sedangkan suaminya, Ismail yang juga diadili didakwa menampung uang dari Melinda sekira Rp20,4 miliar sejak bulan Januari 2010 hingga Oktober 2010 dalam 51 kali transaksi.
Sementara itu, jaksa menjerat Melinda dengan pasal berlapis, yaitu pasal dalam Undang-Undang Perbankan dan pasal Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang. Pertama, dia dijerat Pasal 49 ayat 1 dan 2 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan juncto Pasal 55 ayat 1 dan pasal 65 KUHP.

Kedua, Pasal 3 ayat 1 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2002 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang No 25 Tahun 2003 tentang Pidana Pencucian Uang juncto Pasal 65 KUHP. Ketiga, Pasal 3 Undang-Undang No 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang juncto Pasal 65 ayat 1 KUHP. Ancamannya adalah 15 tahun penjara.

Fakta lain yang cukup menarik adalah keterlibatan Wakil Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Marsekal Madya TNI Rio Mendung Thalieb. Dia menjadi Komisaris Utama PT Sarwahita Group Managemen, namun mengaku tak melakukan bisnis dalam perusahaan tersebut. Tidak jelas apakah pengakuan ini benar atau tidak karena tidak pernah ada pemeriksaan terhadap yang bersangkutan.

Yang juga tak terungkap dari kasus tersebut adalah identitas dan latar belakang nasabah yang ditangani Melinda yang kabarnya mencapai puluhan orang. Sebab, yang melapor ke polisi cuma tiga orang. Semula, banyak pihak berharap seluruh nasabahnya melapor sehingga di sisi lain juga bisa ditelisik apakah ada di antaranya pejabat negara sekaligus mencari tahu darimana sumber uang itu.

Selain menjerat Melinda, Andhika, Visca, dan Ismail, polisi juga menyeret rekan kerja Melinda yakni Reniwati Hamid, RJ selaku Cash Official Manajer atau atasan teller, dan SW selaku Cash Supervisor Manager. Mereka menyusul Dwi Herawati binti Harno Wijoyo, Novianty Iriane binti Emon, dan Betharia Panjaitan yang lebih dahulu ditetapkan sebagai tersangka dan tengah menjalani persidangan dengan tuduhan turut membantu perbuatan Melinda.

Kasus ini masih akan berlanjut di tahun 2012 karena semua terdakwa masih menjalani persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Belum satu pun dari mereka yang dijatuhi vonis oleh hakim. Proses persidangan bisa saja berlanjut hingga beberapa tahun ke depan jika persidangan berlanjut ke tingkat Mahkamah Agung.

Analisis kasus

Malinda Dee, seorang mantan senior Relationship Manager Citibank telah melakukan tindak pidana pencucian dan penggelapan dana nasabah sebesar lebih dari Rp 16 milyar. Selain nilai kejahatannya yang cukup fantastis, kasus ini merembet ke masalah privat karena gaya hidup mewah Melinda bersama suaminya Andhika Gumilang. Untuk meraih kepercayaan nasabah, terlebih dahulu Malinda Dee memperlakukan mereka secara istimewa, misalnya dengan melayani di ruang khusus di kantor Citibank. Perlakuan ini tidak hanya diberikannya dalam waktu singkat, tetapi hingga puluhan tahun sampai nasabah sangat percaya, setelah nasabah percaya barulah Malinda Dee melancarkan motifnya dengan mengajukan blanko kosong untuk ditanda tangani oleh nasabah yang menjadi target penipuannya untuk memuaskan kepentingan pribadi. Ternyata Melinda mencuri uang tersebut sedikit-demi sedikit tanpa disadari pemilik rekening melalui persekongkolan jahat dengan bawahannya selaku Head Teller Citibank.
Untuk mengaburkan bukti kejahatan, Melinda membuat perusahaan pribadinya yang dialiri dana nasabah Citibank atas nama orang lain. Berdasarkan kesaksian mantan Citigold Executive Head di Citibank Landmark, Reniwati Hamid, Melinda mengalirkan dana nasabah ke empat perusahaan miliknya yaitu, PT Sarwahita Global Manajemen, PT Porta Axell Amitee, PT Qadeera Agilo Resources, dan PT Axcomm Infoteco Centro. Reniwati sendiri menjabat sebagai Direktur Utama di empat perusahaan. Dengan terungkapnya kasus ini, jaksa menjerat Melinda dengan pasal berlapis, dengan ancamannya adalah 15 tahun penjara.

Pendapat Kelompok:

Menurut pendapat kelompok kami, Malinda Dee telah melakukan penyimpangan etika profesinya sebagai senior Relationship Manager Citibank. Karena dalam kasus ini Malinda telah melanggar beberapa prinsip kode etik diantaranya yaitu :

1.       Prinsip Tanggung Jawab Profesi, karena Malinda tidak bertanggungjawab atas kepercayaan yang telah diberikan oleh para nasabahnya. Dan juga tidak menunjukkan komitmen atas profesionalismenya  senior Relationship Manager Citigold Bank Citibank.

2.       Prinsip Kepentingan Publik, Disini Malinda tidak mementingkan kepentingan publik yaitu kepentingan para nasabahnya dan kepentingan nama baik Bank Citibank tersebut. Tetapi Malinda hanya mengutamakan kepentingan pribadi dan keluarganya.

3.       Prinsip Integritas, Awalnya Malinda tidak mengakui kecurangan yang telah dia lakukan hingga akhirnya diperiksa dan dimintai keterangannya dari para saksi yang terlibat dalam kasus tersebut.

4.       Prinsip Standar Teknis, Malinda tidak mengikuti peraturan Bank dan undang-undang yang berlaku sehingga tidak menunjukkan sikap profesionalnya sesuai standar teknis dan standar profesional yang relevan.

Nama Kelompok :
  1. Clarissa Trisqi H. (21211680)
  2. Linda Rustiani     (24211109)
  3. Nurul Astuti       (25211389)
  4. Sukma Sariningtyas (28211626)
  5. Syifa Yusnika       (27211003)
Kelas:  4EB24

Senin, 06 Oktober 2014

PELANGGARAN ETIKA SEHARI-HARI

Diantara kita, bahkan saya sendiri kadang melanggar aturan yang sudah ada. Alasan nya sangat klise, karena kepepet lah, ya mau gimana lagi. Banyak contoh kasus yang disadari ataupun tidak pelanggaran yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan banyak yang berpendapat kalau aturan itu dibuat untuk dilanggar. Biar hidup ngga monoton. Kalau kita tidak melanggar aturan tersebut, apa guna nya aparat penegak hukum, nanti ngga ada kerjaan. Itu mindset yang sangat salah sekali. Peraturan dibuat agar hidup kita sebagai masyarakat nyaman, tentram, dan teratur. Kebayang ngga sih kalau hidup ini ngga ada aturan nya, se enaknya aja. Istilah nya gini, minum obat aja ada aturan nya, masa kita hidup sehari-hari ngga ada aturan nya. Di dalam lingkungan bermasyarakat itu peraturan sangat penting bagi keselamatan diri dan orang lain. Karena kita makhluk sosial, jadi jangan mementingkan diri sendiri. Sedikit cerita tentang seminggu ini yang saya lihat dan saya lakukan tentang pelanggaran kode etik di kehidupan sehari-hari.

01 Oktober 2014.
Karena saya pengguna motor, jadi mungkin cerita nya memang banyak yang saya lihat dari para pengguna motor lain yang melanggar peraturan. Waktu saya antar adik saya ke sekolah, ya walaupun memang jarak nya deket, tapi kan ngelewatin jalan raya besar tuh. Banyak ibu-ibu yang nganterin anak nya tidak pakai helm, ya memang sepanjang jalan tersebut tidak ada polisi. Tapi kalau menurut saya, pakai helm itu bukan karna ada polisi, tapi ya memang harus pakai helm kalau berkendara motor. Istilah nya gini deh, emang nya di jalanan yang jaraknya deket ngga ada yang ngebut-ngebut apa, pasti ada kan, nah dari yang ada ngebut-ngebut itu bisa jadi terjadilah kecelakaan. Nah kalau ngga pakai helm, hanya karna alasan, ah deket ini, menurut saya mending naik motor nya dengan kecepatan 20 km/jam aja deh terus jalan nya di pinggir kiri terus biar ngga kenapa-kenapa ehehheh
Ada lagi nih masih tentang pengguna motor, ini manurut saya makhluk paling ngeselin, yaitu pengguna motor make jalanan trotoar. Errrrrr kalo saya jadi pejalan kaki nya mah gregetan banget liat ada motor tiba-tiba ada di depan saya atau malah dibelakang saya sambil ngelaksonon saya. Rasanya pengen diceramahin banget tuh pengguna motor. Udah tau ini hak pejalan kaki, masih aja diserobot, emang jalanan kurang lebar apa. Saya liat kejadian ini tadi pas mau berangkat kuliah abis dari nganterin adik saya sekolah. Emang sih lagi macet makanya ada beberapa yang naik trotoar, tapi masih punya kesabaran kan, yaudah tunggu aja dulu, nanti juga jalan itu mobil sama motor didepan nya.

02 Oktober 2014
Waktu saya lagi ada di Mall Metropolitan Bekasi, ada keperluan lain yang mau dibeli di Giant. Itu kan sebrang-sebrangan tuh tempatnya. Nah padahal ada fasilitas umum yang namanya jembatan penyebrangan. Tapi, karna udah cape dan banyak juga pejalan kaki yang nyebrang ngga naik jembatan penyebrangan. Jadi yaudah saya dan teman-teman, ikut nyebrang lewat di bawah jembatan penyebrangan. Ini yang paling sering saya langgar masalah nyebrang, ngga naik jembatan penyebrangan, ya abisnya gimana ya kalo naik jembatan udah naik nya cape, pas diatasnya juga gelap terus ada abang-abang yang jualan juga tapi pejalan kaki nya sedikit, daripada diatas kenapa-kenapa, kan serem. Mending lewat bawah aja, rame-rame terus ngga begitu cape juga, ya emang harus hati-hati juga kan kalo mau nyebrang lewat bawah, kan itu kendaraan ngebut semua, palingan saya nunggu lampu merah aja deh, liat kanan kiri, kalo udah aman, baru deh nyebrang.

03 Oktober 2014
Kebetulan rumah saya deket SD, jadi sering segerombolan anak-anak SD kalo mereka pulang sekolah lewat depan rumah. Ngga masalah kalo lewat depan rumah terus ngga pake berisik. Lah ini, udah berisik ngomong nya teriak-teriakan dan yang lebih parah nya lagi pake bahasa yang menurut saya ngga pantes dikatakan untuk anak seumuran mereka, contohnya menyebutkan nama “binatang”, “bodoh” dalam istilah-istilah yang lain, ngomong “kotor” deh pokonya. Kalau mereka dari SD aja ngomongnya udah kaya gitu, gimana ntar kalo udah gede, berasa ngga bermoral banget generasi penerus nanti. Ya semoga aja cuma segelintir anak SD aja yang kaya gitu, selebihnya anak SD yang lain bertutur kata yang baik, sopan dan santun, biar kuping saya ngga sakit dengernya.

04 Oktober 2014
Ini juga kadang saya lakuin kalo udah kepepet banget, biasanya kalo udah telat sih. Nerobos lampu merah. Saya tau ini bahaya, tapi ya gimana ya, kalo udah telat tuh rasanya pengen cepet sampe aja, ngga mikir kalo caranya salah. Nah karna saya masih anak baru pengendara motor, jadi masih belom berani banget kalo ngapa-ngapain apalagi nerobos lampu merah. Pasti kalo saya nerobos lampu merah, karna didepan saya ada yang lagi ancang-ancang nerobos, yaudah saya ikutin aja ehehehehe kan ada kesempatan lumayan juga hemat waktu kan ngga pake nunggu lampunya sampe warna hijau. Ya memang ini salah banget, soalnya kan emang bahaya kalo ada yang lagi ngebut dari mana gitu kan kita ngga ada yang tau. Makanya gunanya lampu lalu lintas itu biar jalanan teratur, ngga terjadi kecelakaan, ngajarin sabar juga sih ehehehh tapi namanya juga manusia kadang ngga sabaran ehehehhe
Adalagi nih tentang hal nerobos juga, tapi ini saya ngga pernah dan jangan sampe melakukan nya. Nerobos palang pintu kereta api. Ini lebih parah daripada nerobos lampu merah kan. Kalo nerobos lampu merah misalnya tiba-tiba ada mobil atau motor yang nyalip, masih bisa ngerem. Lah kalo ini, tiba-tiba lagi nerobos palang pintu,  kereta nya lewat, udah ngga ada yang bisa ngerem. Tadi tuh saya liat kejadian pas pulang kuliah, pengendara motor nerobos palang pintu kereta api di stasiun bekasi, ada bapak-bapak gitu nerobos, setelah dia nerobos 5 detik kemudian kereta nya lewat. Itu masih Alhamdulillah loh, gimana kalo bapak tadi tiba-tiba motor nya mogok di tengah jalan, hhm ngga kebayang, Astagfirullah.


05 Oktober 2014
Ini saya diceritain temen yang ngalamin, dia cerita kalo di depan rumahnya sering banyak anak-anak yang main petasan. Apalagi kan besok nya lebaran haji tuh, biasanya anak-anak sering main petasan antara jam 7 atau 8 malem. Ganggu banget berisik nya itu loh sama ngagetin nya, apalagi temen saya itu mobilnya ada di depan pager, nah kan bahaya, kalo mobilnya kena percikan petasan itu, yang tanggung jawab siapa coba, paling kalo kenapa-kenapa sama itu mobil, anak-anak nya langsung kabur. Ngga jarang kita nonton berita yang tentang kebakaran gara-gara petasan. Petasan yang harganya ngga seberapa tapi bisa bikin rumah warga lain yang ngga tau apa-apa atau malah anak-anak mereka ngga main petasan, malah kena imbas nya, rumah nya kebakaran. Ngenes banget rasanya. Apalagi kalo kita lagi jalan kaki gitu, terus ada anak-anak main petasan, ngeri tau, takutnya percikan nya kena kaki kita, terus kebakar. Errrrr jangan sampe deh. Semoga orang tua yang punya anak kecil khusunya lebih perhatian lagi sama anak nya, jangan ngasih uang banyak-banyak, anak kecil sesungguhnya perlu dibimbing agar pergaulan nya tidak salah.

06 Oktober 2014
Ini sering juga saya lakuin, buang sampah sembarangan, ettsss tapi buang sampah sembarangan juga karna saya udah nengok kiri kan dan sekeliling saya berdiri atau duduk ngga ada tempat sampah. Yaudah saya taroh aja deh dijalanan. Tetep walaupun saya salah tapi saya punya prinsip, buang sampah nya dijalan aja jangan di got atau kali, soalnya kalo buang sampah nya dijalan kan palingan ntar di sapu sama tukang sapu nya atau diambil sama pemulung, nah kalo buang sampah di kali atau got kan pasti sampah nya nyumbat dong. Nah jadi walaupun saya salah, tetep ada pembelaan juga. Karena itu tadi, ngga ada fasilitas tempat sampah ehehehhe.

            Nah itu tadi beberapa pelanggaran yang saya lihat dan saya lakukan di kehidupan sehari-hari. Ternyata banyak tidak baik nya kalau kita melanggar aturan, dan pastinya berdampak negative untuk sekitar nya, sebaiknya kita jangan egois dalam menjalankan hidup, apalagi yang menyangkut kepentingan orang banyak. Pasti peraturan yang di buat oleh aparat penegak hukum itu sangat berguna untuk kita masyarakat semuanya dan pastinya agar hidup kita teratur, tentram, dan nyaman. Mulai sekarang, sebaiknya kita kurang-kurangin untuk hal melanggar peraturan di sekeliling kita. Agar hidup lebih nyaman. Dan orang-orang ngga banyak yang sedikit-sedikit emosi gara-gara ini itu lah eheheheheh. Pesan buat pengendara motor, ingat, utamakan keselamatan daripada kecepatan, gitu sih yang suka saya liat di spanduk-spanduk ehehehh. Terima kasih..